Ospek di Indonesia

Jumat, 16 Juli 2010 Label: ,
Sebelumnya, apa manfaat ospek itu?
Menurut Milzam, ospek sendiri diselenggarakan agar siswa baru mengenal sekolahnya, mahasiswa baru mengenal universitasnya.

Milzam mendapatkan beberapa (sebenarnya hanya dua) pendapat kontra tentang ospek yang sedang diselenggarakan diberbagai lembaga pendidikan, baik itu universitas, SMA, SMP, dan lain-lain di Indonesia.

"...Akhir dari cerita ini bukan lagi kekerasan/ketidakmanusiawian tapi sudah lepas kontrol, untuk kajurnya hadiah yang didapat dari komitmen mereka adalah cacian dan teror.

Jadi apa itu ospek? apakah masih pantas terus dilakukan?apakah begitu penting sehingga menjadi wajib?adakah alasan lain selain “pengenalan mahsiswa dengan dunia kampus/kemahasiswaan”?mengingat kita adalah manusia yang dapat beradaptasi dan bersosialisasi secara natural, tanpa Orientasi Mahasiswapun /OSPEK kita akan terbiasa dengan sendirinya dengan dunia kemahasiswaan/kampus." (http://ourkami.wordpress.com)


"Bagi saya ada beberapa alasan yang mengharuskan MOS/OSPEK itu dihapus oleh Departemen terkait :

1. Sudah banyak terdapat fakta bahwa kegiatan ini dimanfaatkan oleh kakak kelas sebagai ajang balas dendam. Ospek digunakan sebagai penyalur bakat militer yang tidak kesampaian. Imbasnya adalah penyiksaan lahir dan bathin dari mahasiswa/siswa baru. Baca : Mahasiswa dibunuh saat ospek

2. Korban telah banyak yang berjatuhan, mulai dari yang jatuh sakit hingga yang meninggal akibat tidak tahan dengan siksaan.

3. Atribut yang dikenakan dalam kegiatan ini adalah atribut orang gila. Dengan alasan untuk membuat acara semakin semarak, diinstruksikanlah kepada setiap siswa baru untuk memakai pakaian yang sangat tidak masuk akal.

4. Kalau mungkin ada orang yang mengaku senang mengikuti ospek, saya rasa itu bohong besar, karena tak pernah saya lihat ada orang yang mau mengikuti ospek untuk kedua kalinya.

5. Tidak terdapat adanya unsur pendidikan dari acara tersebut.

6. Biaya yang tidak sedikit dalam menjalankan acara ini, dan lagi - lagi biaya yang tidak sedikit itu dipungut dari siswa baru.

7. Masih banyak alternatif lain dan cara yang lebih waras yang bisa digunakan untuk mengenalkan siswa baru pada kakak kelas, guru/dosen dan lingkungan belajar barunya."
(http://edukasi.kompasiana.com)

Begitulah kenyataan tentang ospek. Itu baru dua sumber, bagaimana kalau sepuluh? Alhamdulillah di sekolah Milzam tidak begitu dan masih ada dalam kewajaran.

(gambar dari ardilliansah.wordpress.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Milzam membutuhkan komentar teman-teman sekalian :D

 
Jurnal Milzam © 2010 | Designed by Blogger Hacks | Blogger Template by ColorizeTemplates